Isekai no Mahou Gengo ga Doumitemo Nihongo Dattaken - Chapter 2 ~ WinterNovel Translation

Saturday, November 4, 2017

Isekai no Mahou Gengo ga Doumitemo Nihongo Dattaken - Chapter 2

'INGATAN MASA LALU'

Mari membahas saat pertama kali aku memakai sihir.

Di dunia ini, Aku lahir dan dibesarkan di sebuah desa pertanian, barat laut dari ibukota kekaisaran Meiziss (メイシス). Orang tuaku memegang peran sebagai manajer dan, dibandingkan dengan keluarga lain, keluargaku berada di sisi yang makmur. Meskipun kukatakan makmur, itu hanya sedikit di atas rata-rata orang lain.

Selain tanah yang keluargaku miliki, jauh lebih besar, hal yang lain biasa saja. Dengan mempertimbangkan ini, sebenarnya ini sebuah keajaiban untuk bisa menemukan sebuah grimoire di tempat seperti ini.

Suatu hari, Saat matahari terbenam…

“Gerald, bisakah kamu ambilkan lilin baru?”

“Baiklah!”

Saat malam, di dunia ini, alat pencahayaan menggunakan lampu lilin. Bangsawan mungkin memiliki sihir yang dikenal sebagai pencahayaan, tapi kamu tidak akan menemukan orang biasa menggunakannya. Oleh karena itu, setiap rumah di desa ini akan menyalakan lilin begitu malam menjelang.

Hari itu, lilin di ruang tamu berkedip-kedip dan mulai habis terbakar. Tanpa lilin, kita harus makan dalam gelap. Oleh karena itu, saat lilin mulai habis, kami perlu mengambil yang lain dari gudang.

Setelah mengangguk ke ayahku, aku menuju gudang. Saat membuka pintu, aku melihat kekacauan menyebar ke seluruh ruangan. Sangat banyak (terutama sampah) yang berserakan. Sampai-sampai kamupun tidak akan bisa membedakannya.

Ada meja yang kehilangan penyangganya, vas pecah, rak dengan gagang yang hilang, kayu tua menumpuk dengan kertas … Bertahun-tahun tidak terawat membuat semuanya berdebu, terutama bagian langit.

(TLN: Bukanya tiap mau ganti lilin, harus ngambil ke gudang dulu ya... aku heran, apa ayah sama ibunya saat ngambil masa bodo sama sekelilingnya??? x'D)

“Seperti biasa, akan sangat sulit untuk menemukannya, walau jika hanya 1 lilin…”

Luarbiasa, ada orang yang menyimpan lilin di tempat seperti ini. Bukankah Ayah akan berpikir ini terlalu merepotkan? membuatku terkejut, sebaiknya aku segera menemukan lilinnya. Dan, akupun terpaksa mengarungi sampah.

“Kalau saja ini sedikit lebih tertata…”

Akupun mengeluh setelah melihat hal yang lebih buruk dari yang aku bayangkan. Setelah berkali-kali mencari, dengan sedikit usaha, akupun menemukan sebuah kotak kayu polos yang didalamnya terdapat lilin yang aku cari.

“Bailah, Ketemu…”

Sambil mengulurkan tangan ke kotak lilin, tanpa sengaja aku menyenggol tumpukan buku yang dekat denganku.

“Ah!”

Saat aku berteriak, sudah terlambat.

Buku-buku tebal, bundel kertas dan barang yang lain roboh menghantam lantai hingga berserakan. Sambil mengeluh, aku melihati buku-buku yang tersebar di depanku.

Semakin kacau ini tidak akan mungkin untuk di bereskan.

Yah, sejak awal tidak mungkin mengatakannya di sini…

“Sial…”

Sambil membungkuk, aku mulai membersihkannya sedikit dan mulai meraih buku-buku yang ada dalam jangkauanku. Lalu, di antara buku-buku yang aku kumpulkan… aku menemukan.

“Hmm? ini…”

Tebal dan terdapat ikat merah tua. Sampul depan begitu indah dengan dihiasi oleh benang emas, memberikan kesan mahal. Bukanya buku, aku merasa lebih tepat untuk menggambarkannya sebagai hiasan.

Sangat tebal sehingga membuatku harus menempelkan ke dadaku untuk mengambilnya. Bukunya sangat berat untuk diriku yang berusia 5 tahun. Selain itu, meskipun usang, kertasnya memiliki kualitas yang sangat tinggi. Sampai saat ini, semua kertas yang aku temui semuanya seperti amplas. Aku tidak pernah merasakan sensasi yang begitu halus dari sebuah kertas.

“Apakah ini beberapa buku khusus. Ikatannya terlihat sangat berkualitas.”

Singkatnya, ini bukanlah jenis buku yang akan kamu temukan di pedesaan. Ini lebih seperti buku yang terdapat di Perpustakaan kerajaan. Setelah berpikir, akupun mulai tertarik dengan isinya.

Pada usia 5 tahun, aku menguasai pembacaan dan penulisan, dan baru saja kuhabiskan sebagian waktu luangku untuk membaca. Ketika ibu mengantarku untuk tidur, dia sering menceritakan pahlawan dan legenda lainnya, aku sangat gembira sehingga membuatku tidak bisa tidur. Sangat wajar jika buku seperti ini akan membangkitkan rasa ingin tahuku.

Sempat terlintas di pikiranku jika buku ini tidak boleh disentuh, hanya sesaat sampai keingintahuanku mengupas pemikiran tadi. Namun, isi yang ditulis didalam buku bukan hal yang diajarkan oleh orang tuaku, tapi sesuatu yang jauh berbeda sekali.

“…? ini, err…”

Lembar demi lembar benar-benar tertulis dengan bahasa yang berbeda. Bahasa asing? Atau bahasa kuno? Aku sama sekali tak tahu dengan pengetahuanku 5 tahun ini. Satu-satunya hal yang aku mengerti adalah mustahil untukku membacanya sendiri.

Yah, tak akan membantu…

Sayang sekali sedikitpun aku tidak bisa membacanya. Mungkin aku juga akan mendapat masalah karena telah menyentuh buku ini tanpa izin. Setelah meyakinkan diri, aku menutup buku itu. Saat itu terjadi.

“–a, gah, aaaghaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr!?”

Aku mulai merasakan rasa sakit pada kepalaku.

Itu berlanjut untuk beberapa waktu, dan ketika sakit kepalaku berakhir, akupun mengingat ingatanku tentang kehidupanku sebelumnya. Kupikir tadi akan memanggang otakku; ingatan masa lampau mengalir di kepalaku dalam waktu singkat.

Apapun, pada saat itu, aku ingat semuanya…

Aku ingat kalau aku dipanggil Okata Kazuhiko…
Aku ingat kalau aku seorang mahasiswa 19 tahun yang belajar seni…
Aku ingat kalau aku tertabrak mobil lalu mati…
Aku ingat kalau aku menghabiskan setengah hidupku sebelum menyerah pada luka-lukaku…

Sepontan ... Aku mengingat bahasa jepang…

Memori setelah memori mengalir tanpa jedah.

“A, Apa ini … Mungkinkah … Sebuah flag?” Gumamku tanpa sadar.

Konsep Flag ... tidak ada di dunia ini. Kata itu merupakan sebuah bukti kalau aku telah mengingat akan kehidupan masa lampau ku.

0 comments:

Post a Comment

Ikuti Kami

Share This Blog

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites More