Kyuuketsu Hime wa Barairo no Yume o Miru – Chapter 12 ~ WinterNovel Translation

Monday, October 16, 2017

Kyuuketsu Hime wa Barairo no Yume o Miru – Chapter 12

'Keturunan putri yang cantik'


"…Dia mati"

Tengai memberitahuku dengan nada yang monoton.

"Ya, itu benar. Oh, Joey, kau hanya berlagak sampai akhir yang menyakitkan... kau salah paham antara menjadi heroik dan berlagak. Kau hanyalah ikan kecil seperti yang lainnya, dan sekarang kau tahu bagaimana hasilnya saat kau mencoba bersikap sok keren- "


Secara spontan aku mengeluarkan gerutuanku. Lalu, tiba-tiba aku menyadari bahwa Tengai dan aku melihat orang yang sama.

"Tengai, kau ternyata peduli dengannya ya?"

"...Bukannya aku peduli padanya atau apa, hanya saja kebetulan aku melihatnya setelah mulut busuk itu ada bersama sang putri selama beberapa hari."

Uwaah, apa-apaan dengan tsundere ini?!

"Sepertinya pertempuran ini mulai menguntungkan pihak monster."

"Ya, sepertinya begitu."

Bisa dikatakan sisi manusia hampir terpojok.

Di sekitar markas besar, para petualang elit dan tentara berusaha keras menahan mereka di jalan buntu, tapi jumlah mereka kalah banyak. Begitu mereka terkepung, itu akan menjadi akhir.

Setelah kuperhatikan, sekarang aku bisa secara kasar memahami kekuatan para petualang dan monster di negeri ini (Jika ini adalah Eternal Horizon Online, paling tidak mereka sekuat monster di area kota kedua dimana pemain tiba setelah mereka menyelesaikan tutorialnya).

Hampir tidak ada hal yang diperlukan di sini, jadi kupikir...

Tapi kenapa, di dalam dadaku, ada perasaan tidak jelas yang berputar-putar?

Aku tidak berpikir bahwa aku ingin membantu manusia karena pada awalnya aku adalah manusia.

Pertama, kesanku tentang monster yang pernah kutemui sejak aku dibangkitkan di sini adalah perilaku mereka semua serupa dengan manusia, jika aku mengabaikan penampilan kasar mereka. Tidak perlu bagiku untuk membedakan mereka.

Salah satu dari mereka memiliki tinggi 3 m, kulit hijau, 8 mata, 3 taring di mulut dengan napas api, dan memiliki 7 tangan. kau akan menyadari mereka sedikit berbeda ketika dilihat dengan sedikit jeli -Ngomong-ngomong, saat aku tiba-tiba bertemu dengannya saat kembali dari kamar kecil di tengah malam, aku berteriak tanpa suara. “~~~~~~?!?” Aku pikir aku akan kecing di celana jika aku bertemu dengannya sebelum ke kamar kecil. Tapi, mereka menunjukkan kemarahan, mereka menunjukkan tawa, mereka bersedih, dan mereka menunjukkan tingkah laku mereka, seperti bagaimana manusia menyimpan rahasia sejak mereka mengikatnya baik itu menguntungkan ataupun merugikan. Para monster sangat jujur, dan aku suka itu.

Oleh karena itu pemandangan di bawah ini, bagiku, rasanya seperti menyaksikan perang di negara yang jauh.

...Namun, ada sesuatu yang membuatku tidak sepenuhnya puas.

"Omong-omong putri, ini hanya pendapat pribadiku tapi-"

"Hmm? Apa itu?"

"Apakah tidak apa-apa untukmu, tidak menjadikan monster di negeri ini sebagai pengikut 'Imperial Crimson' kita?"

Mendengar kata-kata itu, perasaan tidak jelas di dadaku menghilang.

"-Setelah aku mendengar kata-katamu, aku rasa itu benar. Aku tidak melakukan apapun kecuali mendukung satu sisi, tidak mendukung sisi yang lain akan menjadi tidak adil kan? Kerja bagus karena sudah menunjukkan hal itu. Kalau begitu Tengai, bisakah kau mengirim pesan telepati untuk membawa 2-3 bantuan dari benteng? "

"Baik."

Lalu, aku kembali melirik mayat kecil yang tergeletak di sudut medan perang.

"...Dan aku masih belum memberikan hadiah questnya padamu."

◆◇◆◇

Bisa dikatakan bahwa hasil pertempuran sudah diputuskan.

Di depan orang-orang yang terluka yang dibawa satu per satu, Gald khawatir tentang apa yang akan dilakukannya. Haruskah dia mundur dari sini? Atau haruskah dia mempertaruhkan segala sesuatu pada satu serangan kamikaze terhadap raja ogre yang belum melepaskan seluruh kekuatan tempurnya?

"Wakil Pemimpin Guild Gald!"
Panggilan yang berisi sedikit kepanikan dari bawahannya terdengar.

"Mia? Kau masih di sini!? Bukankah kau sebaiknya membawa yang terluka dan berlindung di belakang!?"

"Umm... Joey-kun... Joey-kun tidak bersama orang-orang yang terluka, apakah dia datang ke sini?!"

Dalam keadaan yang putus asa, dia memegang dada Gald, meski begitu, Gald menggelengkan kepalanya.
"Tidak, setelah dia pergi ke garis depan, aku tidak pernah melihatnya."

"Begitukah..."
Hal itu membuat Mia mengerti kondisi anak laki-laki itu; Dia dengan kuat menggigit bibirnya. Tiba-tiba seseorang mendatangi mereka, yang bersandar di bahu temannya. Mia membuka matanya lebar membenarkan bahwa itu benar-benar dia.

"Pemimpin Guild! Kau baik-baik saja!!? "

Gald terkejut mendengarnya; Dia bergegas menghampiri orang itu, Collard.

"Ou, kau berhasil keluar hidup-hidup!"

"... Ya, berkat keberuntungan iblisku."
Meskipun demikian, kekuatan sihirnya sudah terkuras habis, dan dia tidak dapat berjalan karena kelelahan.

"Tetap saja, kau datang di waktu yang pas. -Mia, tolong bawa pimpinan guild dan mundur dari sini. Pemimpin guild, maaf, tapi bila kau telah mendapatkan kembali sedikit kekuatanmu, mohon ambil alih perintah untukku."

"Kau... apa yang akan kau lakukan?"

"Yah, walaupun aku tahu sejauh mana aku bisa melakukannya, aku akan membantu perjuangan terakhir dengan sia-sia."

"...."
Berbeda dengan Gald yang menyeringai dengan ganas, Collard bersama Mia menyadari arti kata-katanya dan membuat mereka terdiam.

Kemudian―

"A-apa itu...!!?!"
"...Naga Kuno?!"
"Tidak, itu tidak benar! Aku tidak pernah mendengar tentang Naga Kuno yang sangat besar seperti itu!!"

Di tempat dimana mereka bertiga mengarahkan pandangan mereka ke keributan di sekitarnya, ada seekor naga besar yang bersinar emas. Naga itu memiliki lebar sayap 200m dan panjang dari ujung kepala ke ekornya hampir sama. Tidak diragukan lagi kalau mahluk itu turun dari surga.

Tapi, yang membuat ketiga orang itu mengarahkan pandangan mereka bukan karena naga itu, tetapi dia yang berdiri dengan bangga di kepala naga itu. Sebuah sosok yang sangat mungil dibandingkan dengan ukuran besar naga itu, namun itu adalah seseorang yang memberikan kehadiran yang tak kalah kuat dari naga itu. Gadis yang mengenakan gaun berwarna hitam legam dengan mawar merah.

◆◇◆◇

Tubuh Joey menjadi nyaman dan hangat, rasanya seperti masuk ke air hangat. Perlahan ia membuka kelopak matanya.

"Yo, Joey. Bagaimana kondisi tubuhmu?"

Joey mencoba mengangkat tubuhnya yang tergeletak di tanah dan duduk dalam posisi setengah terangkat. Dia berbalik ke arah telapak tangan yang sedikit bersinar; Ada Hiyuki yang tersenyum dengan peduli. Joey curiga bahwa ini adalah surga, dan yang ada di hadapannya pastilah seorang dewi.

"Kau... kenapa... bukankah aku sudah mati..."

"Ya, kau sudah mati. Aku tidak tahu apakah resurrection di dunia ini bisa digunakan, jadi aku hanya mencobanya. Sepertinya itu berhasil. Kau memiliki keberuntungan yang baik. "

"Resurrection…? Apa itu?"
(TL Note: Dia ngomong resurrection dalam bahasa Inggris, lah orang sono mana ngerti bahasa inggris :v)

"Oh, itu adalah skill milikku. Coba pikirkan, aku belum memberitahumu pekerjaanku. Sejujurnya, aku punya dua. Aku telah mencapai tingkat tertinggi swordsmen 'Sword Master' dan tingkat tertinggi priesthood 'Saint'.
Tidakkah menurutmu itu cukup menarik? Seorang putri vampir yang masuk ke tingkat tertinggi keluarga kegelapan memiliki dua pekerjaan, dan yang aku pilih adalah 'Saint'. Aku dipanggil 'Race cheater' dan 'Dark cheater'. Sungguh, betapa kasarnya mereka."

Hiyuki berkata dengan gusar. Merasa kalau itu adalah Hiyuki yang biasa, Joey tertawa.
"Haha, aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan. Tapi, kau pasti orang yang menakjubkan."

"Meskipun kau hanya mengatakan 'menakjubkan' ... Aku juga percaya kalau aku adalah pemain yang paling hebat. Mengesampingkan hal itu, aku punya alasan untuk membawamu kembali dari dunia bawah. Jika kau ingat, aku masih belum membayar hadiah questmu kan? Itu sebabnya, yah ... uangnya lebih seperti sekadar ongkos kereta Styx River, tapi aku yakin aku akan membayarmu di sini."

Setelah mengatakan itu, Hiyuki mengeluarkan koin perak umum di benua itu dari saku belakangnya.

"Jika aku tidak salah, rata-rata pembayarannya adalah 2 koin perak dan 8 tembaga? Kemudian karena keterlambatan pembayaran, aku akan meninggalkannya sebagai tiga koin perak."

Sambil menunjukkan koin perak di tangannya yang kecil ke depan matanya, Joey terdiam dengan ekspresi bingung.

Di belakang keduanya (Lebih tepatnya dengan Ten'gai dalam bentuk naga yang menyilaukan orang-orang di sekitarnya), dengan banyaknya manusia yang melihat situasinya dari kejauhan, 2 orang, tidak... ada satu lagi yang digendong dibelakang pria yang berbadan besar, ketiga orang itu melompat mendekat dengan tergesa-gesa.

"Joey-kun!"
"Joey, kamu aman?!"
"Kenapa wanita muda ini di sini...?"

"Ya ampun, semuanya baik-baik saja. Sayangnya, ini bukan urusanmu, jadi bisakah kalian tenang sedikit?"

Kata-katanya yang sederhana membuat 3 orang yang mendekat tiba-tiba berhenti.

"Nah sekarang, Joey. Karena setelah ini aku memiliki urusan yang lain, apakah kau akan menerima ini?"

"………Tidak"

"Hmm? Apakah kau tidak puas dengan jumlah uang itu?"

"Bukan begitu. Aku menerima bayaran saat aku tidak bekerja untuk itu. Itu sebabnya aku tidak akan menerimanya."

"Nah, sebagai klien aku sudah puas dengan hasilnya. -Hei, apa yang harus dilakukan dalam kasus seperti ini, Mia-san?"

Pikiran Mia-san terdiam sesaat, tiba-tiba diberikan pertanyaan seperti itu, tapi dia menenangkan diri dan menjawab.

"Sehubungan dengan kasus seperti ini, dan di atas semua itu tanpa kontrak sebelumnya dengan dokumen yang jelas, maka diserahkan kepada diskusi antara petualang dan klien."

"Hmm, kalau begitu, pada akhirnya kamu tidak akan bilang iya. Aku ingin tahu apa yang akan membuatmu setuju."

Mendengar itu Joey memikirkannya sambil mengambil napas.

"Karena itulah kau harus mengizinkanku untuk menuntunmu berkeliling kota. Setelah aku melakukan itu, aku akan menerima pembayarannya." Dia mengatakannya dengan jelas.

"... Nah, meski kau mengatakan kalau kau akan mengajakku berkeliling, kota ini dalam kondisi yang buruk. Aku juga berencana pergi ke tempat tujuanku selanjutnya."

"Kalau begitu, kalau punya waktu luang, tidak apa-apa kalau aku mengajakmu kan?"

"Aku tidak tahu kapan aku akan memiliki waktunya kau lihat?"

"Kapanpun tidak masalah bagitu. Bukankah kau sendiri yang mengatakan kalau 'batas waktu questnya tidak ditentukan'? Kalau begitu, tidak peduli kalau beberapa tahun lagi, tidak akan ada masalah dengan kontraknya kan?"

Ucapan itu membuat Hiyuki membuka matanya dan mulutnya tercengang. Joey yang sebelumnya selalu diberitahu, akhirnya bisa membuat Hiyuki terdiam dan dia tersenyum seperti anak nakal.

"...Aku menyerah, memang benar kalau aku mengatakannya sebelumnya. Jika seperti itu, kontraknya akan dilanjutkan sampai aku datang lagi nanti. -Kalau begitu, aku harus melakukan sesuatu agar kota ini aman sampai aku selesai melihat-lihat kan? Ya ampun, ini benar-benar merepotkan ya"

Hiyuki mengangkat bahunya dan bergumam pada dirinya sendiri. Mendengar itu, Collard dan Gald saling memandang satu sama lain dengan ekspresi terkejut.

"Kalau begitu, aku harus menyelesaikan bisnis lain ini, jadi sudah saatnya aku pergi."

Joey berdiri dan mendekati Hiyuki, yang baru saja berdiri, dia bertanya kepadanya dengan nada kesepian

"-Apakah kau akan kesini lagi?"

"Aku sudah mengatakannya sebelumnya, bukan? Sampai kau sudah menjadi kuat, uangnya masih kupegang, maka aku akan kembali pada saat kau sudah menjadi petualang hebat."

"Ah ya. Kalau begitu, sampai ketemu lagi nanti. "

"Ya, jaga dirimu." Kemudian dia menyapa 3 orang yang berdiri di belakangnya. "Dan kalian juga. -Mia-san, meski aku berkata seperti itu dia masih belum mendengarku, itu kenapa sebaiknya kau mengawasinya. Wakil pemimpin guild Gald, teruslah melatih tubuhmu daripada kepalamu dengan latihan yang sama. Pemimpin Guild Collard, aku pikir kau memiliki masalah sebagai seseorang yang berada dalam posisi teratas, tapi sebagai manusia, kau orang baik. "

Pada akhirnya Hiyuki mengatakan itu dan melambaikan tangannya, berbalik. Bahkan menuju monster yang sedang menunggu yang dipimpin oleh raja ogre, dia berjalan dengan santai.

Joey sekali lagi mengucapkan selamat tinggal "Selamat tinggal, Hiyuki.", Dan 3 orang lainnya memberi hormat di belakangnya.
Translated by : WinterSoldier
 Edited by : WinterSoldier

  1 comment:

Ikuti Kami

Share This Blog

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites More