Kyuuketsu Hime wa Barairo no Yume o Miru – Chapter 11 ~ WinterNovel Translation

Monday, July 17, 2017

Kyuuketsu Hime wa Barairo no Yume o Miru – Chapter 11

'Bertarung sendirian'


Selain pegunungan White Dragon di utara, titik penting lainnya dari Kota Arra terdiri dari dataran tinggi.

Sebagai jalur yang penting, berbagai jalan utama dibuat di medan yang datar. Para pengelana sangat bersyukur untuk itu, tapi area terbuka itu tidak memiliki tempat berlindung atau jalan memutar dan jarak pandangnya lebar, jadi selain bentrok dengan musuh di depan, hampir tidak ada trik yang bisa digunakan dalam pertarungan.

"...Parit adalah yang terbaik yang bisa kita lakukan ya? Tapi akan sangat bagus jika kita punya kesempatan untuk membuatnya."

Saat melihat pengendara musuh yang naik di atas monster binatang buas, Wakil Ketua Guild Gald bergumam pada dirinya sendiri dengan wajah pahit.

Tidak masalah bagaimana musuhnya dipimpin oleh raja ogre, itu tetaplah seekor monster. Tidak menggunakan pikiran mereka dan hanya mempercayai naluri mereka, monster-monster itu pasti bergegas menuju kota, namun bertentangan dengan yang diharapkan, gerakan musuh sangat mengejutkan dan terorganisir dengan baik sehingga bagian pertama dari rencana tersebut mulai berantakan.

Rencananya adalah untuk menggali parit dan berbaring di dalamnya kemudian menunggu untuk menyergap, membentuk kelompok untuk menargetkan gerombolan musuh yang menyerang. Pertama, serangan awal akan dilakukan oleh pemanah dan ketapel dari jarak jauh. Selanjutnya, saat musuh berantakan, penyihir dan elementalist yang bersembunyi di parit akan melakukan serangan dari jarak menengah.

Pada saat itu, dari parit yang sama beberapa petualang yang mengawal dan berdiri akan melompat keluar, saling bertempur, dan menyerang musuh.

Dengan situasi yang penuh kekacauan, pasukan militer akan menjadi kekuatan utama yang bergabung dan dalam satu gerakan, mengincar kepala raja ogre. Begitulah rencana di sisi manusia, tapi tampak di pihak monster, mereka menggunakan pengendara untuk mencapai sisi manusia dengan cepat dan menutup pergerakan pemanah dan penyihir di sisi ini. Kemudian dengan itu, pasukan utama akan datang. Tampaknya mereka berencana membawa diri mereka untuk terlibat dalam pertempuran tangan dan memiliki posisi yang luar biasa.

"―Aku harap mereka segera dijatuhkan oleh para pemanah dan penyihir sebelum mereka mendekat."

Aku tidak memiliki pengalaman lapangan, jadi untuk alasan itu aku meninggalkan semua komando pertarungan ini kepadamu dan dengan aku sebagai penyihir terbaik di sini, aku akan pergi ke garis depan. Memikirkan tentang Collard, Gald menelan air liurnya yang pahit.

Sambil menatap tanpa tujuan di depan pos komando operasi pertempuran, sebuah paviliun yang meluas di atas padang rumput, ada wajah di antara petualang bersenjata yang dia kenali, secara refleks dia memanggil orang itu untuk berhenti.

"OI, BOCAH!"

"Y-ya!"

Orang yang dipanggil itu, Joey, secara spontan diam di tempat.

"Apa yang kau lakukan?"

Gald mengucapkan kata-kata terkejutnya sambil berjalan perlahan ke arahnya.

"Tentu saja, aku ikut dalam peperangan untuk mencegat para monster!"

"Haa? Kamu masih rank F kan? Bukankah perintah mobilisasi wajib sudah memberi tahu peringkat E dan di bawahnya untuk tetap tinggal di sini?"

"...Itu benar tapi ...tapi aku tidak bisa tinggal diam pada saat seperti ini. Paling tidak aku bisa mengayunkan pedangku!"

"Kau hanya akan menjadi halangan. Seorang anak laki-laki sepertimu harus segera pergi dari tempat ini!"

Menilai apa yang Joey lakukan adalah egoisme anak kecil, Gald meludahkan kata-katanya dengan nada jengkel.

"...Ke mana aku akan pergi? Bukankah tempat penampungan sudah penuh dengan wanita dan anak-anak, orang tua, dan orang-orang yang tidak bisa bertarung? Jika kita kalah di sini orang-orang itu hanya akan dimakan monster kan? "

"Gh..!"

Gald terdiam setelah mendengar itu.

Tentunya sebagian besar petualang yang bisa disebut sudah mahir, atau peringkat D dan di atasnya, berpartisipasi dalam pertempuran sesuai dengan perintah mobilisasi wajib guild, namun mereka hanya berjumlah 7.000 orang. Tambahan 500 orang dari tentara yang ditempatkan dan 2.500 relawan berjumlah 10.000 tentara. Dibandingkan dengan 7.000 tentara monster itu seharusnya 3000 pasukan lebih banyak, tapi secara teoritis, untuk menghadapi monster-monster itu setidaknya ada tiga kali jumlah manusia dibandingkan monster.

Saat ini jumlah mereka tidak cukup untuk mengalahkan para monster.

Pada saat ini, mereka terikat satu sama lain sehingga mereka bisa menggunakan siapa saja yang bersedia bertarung.

"... Tapi kau tahu, Nak, kau masih muda. Tidak ada yang keberatan bahkan jika kau melarikan diri sekarang. "

Mendengar kata-kata seperti itu, Joey mengeluarkan ekspresi aneh seperti tersenyum sambil menangis.

"Mia-san juga mengatakan hal itu kepadaku baru-baru ini."

"Mia ya..."

Keberadaannya mirip dengan Gald, yang sampai tahun ini belum menikah. Dia sudah berulang-ulang kali mengatakan kepadanya untuk mengevakuasi sebelum operasi pertarungan dimulai, namun dia dengan keras kepala menutup telinganya dan bahkan sekarang, dia ada di sini, memeriksa bahan-bahan dan mengkoordinasikan regu bantuan.

"―Selain itu," Joey tersenyum malu, "pagi ini, Hiyuki muncul tiba-tiba."

"...Muh"

Gald mengerutkan dahi mendengar nama itu. Lagi pula, tidak mungkin Hiyuki memiliki niat untuk membantu sama sekali sesuai dengan deklarasinya saat dia menghilang saat itu.

"Dia berkata, 'Joey, kau itu lemah, oleh karena itu kau harus membawa Mia-san dan melarikan diri', benar-benar tidak berguna. Mengatakan hal-hal seperti aku tidak bisa diandalkan sesukanya."

"Mah ...itu menyebalkan, tapi aku setuju dengannya."

"Aku tidak akan melakukan itu―tidak, aku tidak bisa. Gadis itu juga tidak melarikan diri, dia mengatakan sesuatu yang tidak terduga: 'Ini adalah kesempatan yang sangat langka, dan aku akan menonton ini di kursi khusus'. Jika demikian, untuk memastikan monster itu tidak menemukannya, aku akan terus maju!"

Kepada Joey yang mengatakan dengan penuh tekad, Gald ingin mengatakan 'Orang yang kau cintai itu lebih tidak terduga daripada yang kau pikirkan', tapi dia melihat ekspresi wajah anak laki-laki itu dan menelan kata-katanya. Sedikit demi sedikit, mata dan mulutnya mengendur.

―Anak itu menunjukkan wajah pria sejati.

"Bocah ... tidak, Joey. Kita adalah petualang; Bahkan dalam operasi pertarungan ini kelangsungan hidup kita lebih penting. Belum lagi kau ...memiliki jenis perilaku yang membuat dua gadis khawatir! "

"Aku mengerti!"

Joey membalas dengan penuh semangat dan bergabung dengan kelompok petualang lainnya dengan cepat.

◆ ◇ ◇ ◇

"...ini adalah hal yang bisa dikatakan laki-laki saat ngobrol ya?"

Melalui implementasi Evil Eye dan mendengar percakapan antara Joey dan Gald, saya tidak sengaja membocorkan kesan seperti itu.

Yah, mungkin ini pengalaman pribadi yang sulit didapat...?

"Apakah ada masalah, Putri?"

Ten'gai yang kembali ke bentuk naga emasnya (Naga Raja) dan membawaku jauh mengambang di langit di atas medan perang mengajukan sebuah pertanyaan dengan penuh rasa ingin tahu. Aku menjawabnya bahwa tidak ada yang menggangguku dan melihat ke bawah.

Meskipun manusia itu seharusnya tidak seperti biji wijen, bagiku sekarang aku dapat melihatnya dengan jelas, bahkan masing-masing wajah mereka.

"Pihak mana yang menurutmu akan menang, Ten'gai?"

"Itu pasti para monster." Ten'gai dengan mudah membuat pernyataannya. "Itu benar-benar bukan pertanyaan dengan tingkat perbedaan lengan dan jumlahnya."

"Ya ... kurasa aku punya pendapat yang sama. Jika manusia ingin meraih kemenangan, yang paling utama mereka harus mengambil keuntungan dalam jumlah. Dengan 20.000 petualang dari peringkat E atau peringkat G yang tidak berpartisipasi dalam pertempuran, selain memobilisasi semua orang yang bersedia berperang seperti wanita dan anak-anak, mereka akan menekan musuh-musuh dengan jumlah yang sangat banyak. Tidak ada pilihan lain kecuali membuang mereka sebagai tenaga ekstra untuk menghentikan gerakan musuh, bukan? "

Nah, dengan situasi itu juga akan ada cukup banyak korban.

"Namun, pemimpin guild itu tidak bisa mengambil keputusan."

"Sepertinya begitu. Dalam situasi di mana kau harus mengorbankan 50 orang untuk menyelamatkan 100 orang saat dibutuhkan, dia tampak seperti orang yang ingin menyelamatkan 99 dari 100 orang dan akhirnya membunuh semua orang. "

Sebagai individu dia bisa memiliki semangat yang bagus, tapi sebagai seseorang yang berdiri di posisi teratas, dia sungguh luar biasa.

Sebagai permulaan, aku telah memberikan banyak petunjuk, namun dia hanya menggunakan cara untuk membangkitkan simpatiku. Misalnya, dia bisa mengumpulkan informasi tentang Era yang Hilang sebagai prioritas utama atau dia bisa berkomplot denganku di belakang sambil tetap setia dengan negara ini sebagai sebuah front, apapun bisa diterima. Collard tidak bisa berada di level itu, jadi aku melihatnya tidak layak menjadi mitra negosiasi.

"Betapa bodohnya manusia itu."

Ten'gai mengeluarkan cemoohannya. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, aku penasaran apakah di dalam diriku ini masih manusia? Baru-baru ini aku tidak benar-benar menyadarinya, tapi mungkin penampilan dan lingkungan luarku memengaruhiku. Sambil memikirkannya, aku membuat pidatoku.

"Tetap saja, berbagai hal akan terjadi sehingga akan 4menarik."

Setelah itu, secara kebetulan, aku mengenali wajah seorang manusia yang sedang bergerak di dalam sekelompok manusia, kepada sosok itu aku mengucapkan kata-kataku dengan lembut.

"Aku sudah memperingatkanmu Joey. Tapi sepertinya itu pilihanmu sendiri... "

◆ ◇ ◇ ◇

Sudah tidak mungkin untuk mengingat berapa monster yang sudah terbunuh.

Pada awalnya, garis depan masih bertahan, namun ditembus oleh pengendara musuh memaksa mereka mundur. Setelah itu garis depan perlahan terdorong ke belakang sebagai hasilnya, sebelum ada yang tahu itu mereka terbagi menjadi beberapa bagian dan bertarung dengan para monster.

Tanpa mengetahui situasi pertempuran maupun lokasi sekutu-sekutunya, Joey juga bertarung dengan musuhnya, tapi sebelum dia mengetahuinya satu orang telah ambruk, dua orang dimakan, dan lagi .... Kemudian, saat dia menyadarinya dia sudah sendirian.

Dia melewati medan perang sambil memegang pedang yang dilumuri darah, sesekali dia membunuh musuh-musuh yang datang.

『Jaga jarakmu, jaga agar mereka tetap berada dalam jarak pandangmu!』
『Gerakanmu terlalu sederhana sehingga bisa dihindari dengan mudah, ayunan dan postur tubuhmu juga tidak teratur membuatmu sangat terbuka!』
『Melawan refleks monster yang hidup, serangan yang pasti itu tidak akan kena!』
『Awasi gerakan lawan, jangan menyerang sesukamu kecuali untuk membohonginya!』

Dia bergerak sesuai dengan instruksi yang dia dapatkan beberapa hari yang lalu, tapi dia sendiri terkejut; Dia bisa bertarung melawan Monster.

Meski begitu, serangan lawan membuat luka pada tubuh Joey sedikit demi sedikit, setiap kali dia melawannya tubuhnya kelelahan.

Pada saat itu, seekor ogre muncul di depan matanya.

"-Tch! Kemarilah!"

Bersama dengan raungan, si ogre mengayunkan gadanya yang besar, dan Joey membaca lintasan gada itu untuk menghindarinya dengan melangkah mundur. Lalu dia mengayunkan pedangnya yang panjang ke bawah, membidik lengan ogre yang benar-benar lebar.

Tapi sepertinya staminanya berada pada batasnya, pedang itu memotong dangkal ke dalam daging raksasa dan tidak bergerak lebih jauh. Hal ini membuat si ogre menjadi gila dan melemparkan gadanya yang besar ke samping, serentak berbenturan dengan pedang Joey yang ditarik keluar.

Di saat berikutnya, tubuh bocah laki-laki itu berguling-guling di tanah seperti kain tua. Dengan paksa mempertahankan kesadarannya yang sepertinya berhenti sejenak, Joey mencari pedang panjangnya yang telah terpisah darinya. Melihat sekeliling daerah sekitarnya, matanya melihat sosok buram ogre yang telah jatuh dengan pedangnya menusuk lehernya.

"...setidaknya aku mengalahkannya ...tapi, apakah ini batasku."

Kejutan dari pukulan yang membuat 5-6 tulangnya patah.

Bahkan staminanya yang tersisa pun habis.

Saat lawan berikutnya muncul, dia tidak bisa bertarung lagi.

"... Mia-san, Hiyuki, aku ingin tahu apakah mereka berhasil melarikan diri..."

Saat dia bergumam, kelopak mata Joey perlahan menutup.
Translated by : WinterSoldier
Edited by : WinterSoldier

  1 comment:

Ikuti Kami

Share This Blog

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites More