Kyuuketsu Hime wa Barairo no Yume o Miru – Selingan 1 ~ WinterNovel Translation

Wednesday, May 3, 2017

Kyuuketsu Hime wa Barairo no Yume o Miru – Selingan 1

'Bawahannya yang setia'


Di sudut ruangan bar yang mana terletak di suatu tempat di dalam Kastil Scarlet Jade, ada seorang pria hijau (yang mana terlihat seperti kaktus bila tidak dilihat baik-baik, dengan tanaman merambat yang tumbuh di kepalanya sebagai pengganti rambut) dengan tinggi 3 meter ditemani oleh orang lain, seekor anjing berpedang disampingnya setinggi dua meter (di kepala dan punggungnya tumbuh pedang yang melengkung dengan tinggi lebih dari satu meter) yang mana sedang bergumam sambil memegang sebuah gelas.

“-Sungguh, pemuda kadal sialan itu, beraninya dia mengambil langkah pertama untuk mendekati tuan puteri!”

“…Yah, kita tidak bisa melakukan apa-apa, kan? Dari awal, orang itu memiliki kekuatan yang luar biasa, tidak hanya Tuan Puteri, tapi juga orang-orang seperti Dewa lainnya dan Raja Iblis yang berjumlah 150 orang untuk mengalahkannya, dia benar-benar kuat. Itulah yang membuat Tuan Puteri terpesona hingga mengangkatnya sebagai orang kepercayaan, tapi seberapa banyak kontribusinya? Itu mungkin sudah kau ketahui.”

“Karena itulah aku bilang padamu, bahwa orang itu bersikap seperti bawahan setia nomor satu adalah hal yang bodoh!”

Dang! Anjing berpedang itu menaruh kembali gelas itu ke meja dengan penuh amarah.

“Sudah 300 tahun, 300 tahun! Kita berjuang selama 300 tahun, tidak berpisah satu jengkal pun dari Tuan Puteri! Dan pemuda itu, yang hanya ikut dengan Tuan Puteri paling lama 50-60 tahun, berani memerintah kita!”

Dalam masalah ini, mungkin bagi Hiyuki, dia akan merasa bingung karena perbedaan waktu dari game dan dari yang ia ketahui, tapi semua hal itu sepertinya masuk akal bagi mereka, bahwa mereka sudah bersama Hiyuki selama 300 tahun.

“Tapi meski begitu, kita tidak bisa mengeluh saat melihat orang itu…”

“KAU, kepada siapa kau berpihak!?”

“Aku, aku tidak memihak siapa-siapa… Lagipula, bukankah kau sedang mabuk?”

“Minum segitu saja tidak cukup untuk membuatku mabuk! Selain itu, bukankah kau juga minum?! Kau sudah melakukannya beberapa kali dan itu bukan air, kan!?”

“Memang, tapi sistem metabolisme tanamanku membuatku kebal terhadap racun dan obat-obatan. Aku mungkin tidak akan mabuk karena sake.”

Kemudian, seorang Seraph yang membawa tiga gelas dengan kedua tangannya –Mikoto, datang.

“Kalian berdua terlihat sangat bersemangat ya, Iki-dono, Soujyu-dono.”

“Mhh, dia adalah salah satu anggota dari Four Heavenly King, Mikoto.”

Dua orang itu berhenti berbicara dan segera berdiri, Mikoto menaruh gelas yang ia pegang ke atas meja.

“Tenanglah. Gelar kita mungkin berbeda, tapi kita bertiga sama karena bergabung di saat yang sama. Jadi bersikaplah seperti biasa. —Dan terlebih lagi, Seven Beast of Calamity itu seharusnya menjadi Nine Beast of Calamity bila seluruh anggotanya dihitung mulai Iki-dono hingga Kokonoe-dono, tapi kalian berdua langsung menolaknya… Susa-dono menangis kau tahu, kalian bertiga datang bersama tapi sekarang itu sudah mulai hancur.”

“Muuh… Berbicara tentang itu. Kami hanya dipilih karena umur.”

“…Bahkan kami masih punya harga diri.”

Dia memberikan gelas yang ia bawa kepada kedua orang yang terlihat suram itu.

“Hou, ini adalah koumiss! Terima kasih.”

Pria hijau, Soujyu, hampir tersenyum, tapi sebaliknya, anjing berpedang Iki, yang mana, sejauh ini, sedang berdiri dalam keadaan mabuk terduduk.

“Lagipula, kami ini tidak berguna karena gagal berevolusi, tidak sama seperti Susa dan yang lainnya, mereka berhasil berevolusi 2 sampai 3 kali dibandingkan dengan kami. Bagaimana kami bisa berani pergi ke hadapan Tuan Puteri?”

Mengatakan hal itu, ia meneguk isi dari gelasnya.

“…Masih tentang itu? Evolusi yang kau bicarakan itu, hanya menambah sedikit efektifitas dari kemampuan, jadi hasil dari pertarungan hanya bergantung pada—“

"Diamlah, kau selalu mengatakan hal itu berulang-ulang. Kami cukup puas dengan kondisi yang sekarang.”

“Ah, kalau dipikir-pikir. Bukankah Tuan Puteri sedang melakukan sesuatu di lantai atas?”

Mendengar pertanyaan Soujyu, Mikoto tersenyum pahit.

“Dimana pun, bahkan di dunia ini akan selalu ada Petualang, cepat atau lambat kita akan segera bertemu mereka, jadi seberapa besar kekuatan Petualang di dunia ini? Untuk menyelidiki hal itu, Tuan Puteri pergi ke Guild Petualang."

“…Petualang, huh.”

Iki memikirkan kata itu dalam-dalam

"Benar juga. Saat pertama kali aku bertemu dengan Tuan Puteri, dia juga adalah seorang Petualang.”

“Ya, tepat beberapa saat setelah kita bertiga menemani Tuan Puteri…”

Masing-masing dari mereka mulai mengatakan kenangan mereka masing-masing.

“Benar juga…” Mikoto tiba-tiba teringat akan sesuatu, dan dia kemudian melanjutkan;

“Tuan Puteri ingin bertemu dengan kalian berdua.”

“”A… Apa?!””

Mereka berdua secara bersamaan berdiri dari kursinya dan menanyakan masalah itu lebih jauh.

“Tu, Tuan Puteri ingin bertemu dengan kami?!”

“Be, benarkah? Dia tidak melupakan keberadaan kami?!”

“Tentu saja. Ceritanya begini, saat aku memperkenalkan Seven Beast of Calamity, aku diberi pertanyaan ‘Dimana Iki dan Soujyu?’…”

“O, ooooooooooh……”

“Tu, Tuan Puteri. Dia mengkhawatirkan orang seperti kita..”

Dua orang pria membosankan itu mulai menangis.

“Aku menjawab ‘Mereka berdua hidup, sama seperti sebelumnya.’, dia terlihat sangat bahagia dan ingin bertemu dengan kalian.”

Kata-kata tidak lagi mencapai mereka berdua yang sudah menangis dengan keras.

“Kemudian aku melanjutkan ‘Mereka bahkan lebih sering berlatih, berusaha agar tidak kalah dari anggota Meja Bundar Demon Commander.’, dengan mata yang berkaca-kaca ia berkata ‘Mereka berdua, berjuang sejauh itu…!’ dan terlihat sangat bangga!”

Tiba-tiba, mereka berdua berhenti menangis, dan mulai bercanda satu sama lain, dengan beban yang sudah hilang dari wajah mereka, mereka mengangguk dengan tegas kepada satu sama lain.

“Mikoto, kami ada urusan. Jadi tolong urus pembayarannya.”

“Hmm? Apakah kalian berdua ada urusan mendadak?”

”Kami telah memutuskan! Tanpa gagal kami akan melatih tubuh kami lagi dan lagi sebelum bertemu dengan Tuan Puteri.”

“Ya, kami akan menunjukkan kepada Tuan Puteri bahwa kami sangatlah setia!”

Melihat bagaimana mereka berdua pergi penuh dengan tenaga, Mikoto segera meneguk segelas minuman sendirian dan memasang senyum puas.

Setelah itu, setelah mereka melatih tubuh mereka hingga batas terakhir, Iki dan Soujyu segera pergi untuk bertemu kembali dengan Hiyuki, yang mana, tidak diragukan lagi, berteriak kegirangan(?).
Translated by : WinterSoldier
Edited by : WinterSoldier

  1 comment:

  1. Semoga lanjut terus TL nya min.
    Semangat...

    ReplyDelete

Ikuti Kami

Share This Blog

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites More