Kyuuketsu Hime wa Barairo no Yume o Miru – Prolog 3 ~ WinterNovel Translation

Friday, April 28, 2017

Kyuuketsu Hime wa Barairo no Yume o Miru – Prolog 3

Splash splash splash ―Air panas keluar dengan dahsyat dari mulut patung singa di empat titik kardinal.

Bagaimana bisa jadi seperti ini…?



Di dalam awan uap, duduk di lantai marmer di tepi bak mandi, aku merendam pinggang bawahku ke dalam air panas di dalam bak mandi duduk. Yah, berbicara tentang diriku... kulitku putih namun kompleks (Itu cukup sulit untuk menyesuaikan warna kulit ini selama pembuatan karakter!), sama seperti Yuki (salju) dari namaku, Hiyuki (Scarlet Snow). Sementara aku menurunkan pandanganku ke sosok yang ramping ini, aku menyadari bahwa aku telah mengajukan pertanyaan kepada diriku sendiri dalam jumlah yang tidak kuketahui.

Waktu itu aku mengira kalau aku akan dibawa langsung ke ruang takhta, tetapi aku malah dibawa ke kamar mandi.

Pada awalnya aku tidak bisa memahaminya. Lorong lebar, panjang, detail desain; mereka berbeda jauh dibandingkan dengan apa yang ada di dalam game, meskipun ada kemiripan dalam desain. Bagaimanapun, aku pikir 'Ukurannya mungkin sebesar sebuah sekolah', tetapi skala istana inisangat megah dibandingkan Istana Versailles yang tampak seperti rumah anjing dan terdiri dari 23 ruangan.

Karena itu, sejak aku dibawa ke sini sebelumnya, aku tidak tau kalau tempat ini adalah ruang tahta atau kamar mandi. Sementara aku berdiri sambil bengong, Mikoto melepaskan pakaianku dalam sekejap mata (pakaian dalam atas dan bawah, garis akhir pertahananku dengan mudah ditembusnya eh.. tidak seperti dalam game) dan menuntunku ke dalam bak mandi.

Entah bagaimana setelah semua itu ia berkata “Karena Putri sudah tertidur sangat lam, kau perlu mandi dan mengganti pakaianmu kan?” ―Bagaimanapun juga... kau seharusnya mengatakan itu lebih awal! Kau benar-benar tidak perhatian sama sekali! Itu adalah apa yang ingin kuteriakkan disana, tapi itu menakutkan untuk membuat masalah dengannya jadi tentu saja aku tidak akan mengatakan itu tidak peduli apa pun.

"-Itu benar. Saatnya untuk bersantai setelah sekian lama ya?”

Untuk menyembunyikan perasaan takutku, aku berjalan menuju kamar mandi (Meskipun aku menyebutnya begitu, aula putih itu membuatku berpikir 'Apa ini sejenis kuil?' Karena menggunakan banyak marmer) seorang diri... Yah aku mencobanya, tapi pada akhirnya kesabaranku sudah mencapai batasnya sehingga aku berbalik dan mengajukan pertanyaan.

“... Kenapa kau datang juga?!”

Orang tersebut ― atau lebih tepatnya naga Tengai ini, sejenak membuat ekspresi kosong, yang benar-benar telanjang tanpa malu, kemudian dia menjawabku.

“Tentu saja, untuk membantumu mandi, Putri?”

“......”

...Yah ...untuk beberapa alasan aku tahu itu. Sementara aku sedang ditelanjangi, ada gemerisik tambahan suara di sebelah. Lalu ia muncul berdiri di samping Mikoto dengan benar-benar telanjang, dan ketika aku berjalan keluar, dia datang untuk menemaniku.

Tapi itu benar-benar tidak wajar kan?! Aku masih memakluminya jika seorang Maid atau Mikoto menemaniku ke kamar mandi. Bagaimanapun, biasanya ketika seorang gadis yang sangat muda (Bukan aku, aku membicarakan Hiyuki!) pergi mandi, sesuatu seperti, anak muda berotot menemaninya itu tidak mungkin kan?!

Bahkan jika aku bukan Agnes-san, aku yakin dia akan mengatakan ‘berhenti’ di suatu tempat!

“...Tidak, aku tidak membutuhkanmu. Maksudku, itu memalukan!”

Setelah aku blakblakan menjawab seperti itu, Tengai tertawa terbahak-bahak.

“Hahaha, ada apa? Bukankah mandi dengan Putri merupakan ritual harian?

Itu adalah ketika kau berada dalam bentuk naga! Selain itu, karena berendam dalam air panas di sini selama 1 menit memberikan 3% auto HP recovery bonus, dan 15% all elemental resistance bonus selama 30 menit, dan aku hanya membawa pet denganku sebelum pergi ke pertempuran!!

Aku ingin membuat beberapa suara dengan menghentakkan kakiku sekeras yang kubisa, tetapi tidak peduli apa itu sia-sia kan~.

Bagaimana seharusnya aku mengatakannya, itu adalah kemarahan terhadap sikap yang rendah hati. Selain itu, jika dia marah padaku, aku akan mati.

“Ayo kesinilah, berada di ruang ganti selamanya akan membuat tubuhmu dingin, silakan berjalan menuju kamar mandi.”

Sementara bertanya-tanya apa yang harus kulakukan, bahuku didorong oleh Tengai. Uwaaaah. Ketika aku merasakan kulitnya di bahuku, seluruh tubuhku mati rasa ... atau lebih tepatnya pinggulku sepertinya menjadi lebih longgar. Dengan begitu, aku digiring menuju kamar mandi.

“Kalau begitu, maaf karena tidak sopan―”

Aku akhirnya duduk ke bak mandi. Satu-satunya yang ada di situ selain aku adalah pria telanjang yang tidak sopan itu juga masuk ke bak mandi. Meskipun aku ingin menghindari melihatnya sebanyak mungkin, apa dengan ukuran itu, apa itu botol bir? Selanjutnya ia mengocok beberapa botol yang diisi dengan sesuatu dengan kedua tangannya, dan itu berbusa ... aah, ternyata itu sabun.

Karena handuk mandi dengan sabun bisa merusak kulitku, mencuci dengan telapak tangan adalah hal terbaik~...

Saat aku melamun melarikan diri dari kenyataan, momen ketika tangannya menyentuh tubuhku,

“Aahyaa...!!”

Meskipun aku dengan refleks mengeluarkan suaraku, Tengai hanya bertanya “Apakah ada tempat-tempat yang gatal, Putri?” Dengan wajah yang mengabaikan.

Perasaan dari ujung rambutku dan ujung jari kakiku, di atas itu pusarku dan sampai ke bagian dalam yang bahkan aku masih belum memeriksanya, semua itu sedang diremas secara menyeluruh. Pada akhirnya aku merasa seperti aku menjadi korban pemerkosaan. Tanpa sadar, aku akhirnya menangis di dalam bak mandi.

Setelah aku meninggalkan kamar mandi dengan merasa pusing, Mikoto ada di sana menungguku. Di tangannya, ada gaun yang menyerupai desain dari gaun sebelumnya, namun roknya lebih lebar. Dia membuatku memakainya. Akhirnya, kali ini kami menuju ke ruang tahta.

Akhir Prolog


Translated by : WinterSoldier
Edited by : WinterSoldier

0 comments:

Post a Comment

Ikuti Kami

Share This Blog

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites More